sudah ku bilang aku di ruang kaca! mengerti?

Menatap keriuhan di ruang hampa. 
ha~ klasik bukan kata-kata ku itu.
ke-klasik-an itu sebenarnya tidak pernah berubah.
"aku klasik dan aku kuno."
tergelak aku mendengar perkataan ku sendiri. seperti orang bodoh.

entah lah ya, mungkin sejenak aku bisa bernafas di ruang hampa dengan segala kejelimetan yang ada.
tapi mau apa lagi? ruanganku disana. bisa keluar pun tidak.
melihat orang-orang berkeliaran kesana kemari. tertawa tergelak di sana-sini. aku hanya memperhatikan mereka dan tertawa. ehmm.. jujur, aku tak tau harus tertawa karena mengerti lelucon mereka, aku tertawa karena ekspresi mereka tertawa lepas atau mungkin aku mentertawakan diriku?! hahaha..

aku perlahan menghampiri karena penasaran apa yang mereka tertawakan,
dan... "Aduh! sial aku terpentok kaca lagi"
aku mengetuk sekali duakali. tigakali empatkali. ternyata ketukanku tidak terdengar.
aku melihat kau berjalan tanpa melirik sedikitpun. waw!  kaca ini ajaib bukan? atau kedap suara? 
 sudah ku hentikan ketukan ku agar suaraku terdengar di ruang seberang.
mungkin tak terasa ketukanku terlali lama, maka dari itu aku hentikan.

duduk lagi di pojok, dan melihat ruang seberang.
semoga ada yang menyadari ada seonggok manusia yang sedang duduk disini.
aku terkekeh mendengar ucapanku.

dasar kau. klasik kuno dan mudah lelah. semoga saja ada yang mau menyadari keberadaan mu. 
kulanjutkan guaman ku pada cermin.
tapi memang benar sih aku lelah. terus mau diapakan lagi. aku sudah maksimal namun tak ada hasil. lebih baik menunggu bukan?
tertawa lagi aku mendengar benak ku berkata itu.

yasudahlah. semoga ada yang menyadari.

Comments

Popular Posts